MURATARA, tintakebebasan.com - Banjir di Muratara hingga hari ini belum surut, Jumat (12/1/2023).
Musibah Banjir di Muratara merendam puluhan desa kelurahan dalam wilayah 6 kecamatan.
Banjir yang terjadi kali ini disebut-sebut seperti peristiwa 30 tahun silam yang terulang kembali.
"Terakhir banjir seperti ini sekitar 30 tahun lalu, kalau tidak salah tahun 1992 dan tahun 1995," kata Camat Rupit, Mukhtaridi, Jumat (12/1/2024).
Senada diungkapkan Sa'ban, warga ibukota Muara Rupit, membenarkan banjir yang terjadi kali ini menyamai peristiwa tahun 1995.
Dia mengatakan Muratara memang daerah langganan banjir yang terjadi setiap tahun, namun setelah peristiwa 1995 itu tak pernah separah ini.
"Tahun 1995 banjir hebat, sebelum itu 1992 banjir hebat juga, nah setelah itu tidak pernah lagi, banjir ya banjir ada setiap tahun tapi tidak separah ini," katanya.
Banjir di Muratara mengalami peningkatan. Tujuh jembatan gantung putus, dua rumah hanyut dan puluhan sekolah terendam,
Sa'ban mengungkapkan, sebelum tahun 1992 dan 1995, ada banjir yang lebih hebat lagi yakni pada 1982.
Menurutnya, saat itu warga mengungsi ke Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang baru saja dibuka, karena rumah mereka terendam banjir.
"Banjir yang lebih besar lagi tahun 1982, jalan lintas ini (Jalinsum) baru dibuka, warga tidur di jalan ini, karena rumah dua tingkat pun terendam," katanya.
Wakil Bupati Muratara, Inayatullah mengatakan, warga yang rumahnya terendam banjir saat ini telah mengungsi.
Pemkab Muratara, kata dia, telah menyiapkan sejumlah posko pengungsian untuk warga terdampak.
Namun begitu, warga lebih memilih mengungsi ke rumah keluarganya yang belum terendam.
Sebab, mayoritas rumah penduduk di bantaran sungai di Kabupaten Muratara ini adalah jenis panggung.
"Rata-rata mengungsi ke rumah keluarganya, karena warga kita kebanyakan rumah panggung, jadi rumah yang tinggi atau dua tingkat belum terendam, mereka menumpang di situ," katanya.
Bencana banjir yang melanda Kabupaten Muratara, terjadi sejak Rabu (10/1/2024) diawali wilayah Kecamatan Ulu Rawas.
Banjir ini merupakan susulan dari banjir pekan lalu pada Sabtu (30/12/2023) yang melanda di 4 kecamatan.
Koordinator Posko Induk Banjir Pemkab Muratara, Suhardiman mengungkap dari laporan yang mereka terima banjir sudah merendam kurang lebih 20.000 unit rumah penduduk.
Selain merendam permukiman warga, banjir juga berdampak ke sejumlah fasilitas umum hingga memutus akses jalan penghubung antar desa/kecamatan.
Dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Muratara, wilayah yang terdampak banjir terjadi di 6 kecamatan.
Mulai dari Kecamatan Ulu Rawas, Rawas Ulu, Karang Jaya, Rupit, Karang Dapo hingga Kecamatan Rawas Ilir.
"Hanya satu kecamatan yang aman yaitu Kecamatan Nibung, selain itu semuanya terdampak," katanya.
7 Jembatan Putus, 2 Rumah Hanyut
Banjir melanda Bumi Beselang Serundingan ini akibat luapan sungai Rupit dan sungai Rawas dampak dari curah hujan tinggi sejak dua pekan terakhir.
Meningkatnya debit air sungai Rupit dan Rawas juga mengakibatkan ada 7 jembatan gantung yang putus diterjang arus yang deras.
"Banjir susulan ada 6 jembatan yang putus, minggu lalu ada satu yang putus di Batu Gajah, jadi totalnya sudah 7," kata Koordinator Posko Induk Banjir Pemkab Muratara,"katanya (tim)
Posting Komentar